Tokok Uyghur – 15
Sabit Damollam lahir pada tahun 1894 di Atush, Turkistan Timur, dan memulai perjalanan yang akan membawanya menjadi tokoh penting dalam sejarah masyarakat Uyghur. Ia menempuh pendidikan dalam studi Islam awalnya di Kashgar sebelum melanjutkan pendidikannya di pusat-pusat keilmuan Islam yang terkenal di Bukhara.
Sekembalinya ke Turkistan Timur pada awal 1920-an, Sabit Damollam membenamkan dirinya dalam dinamika sosial-politik di wilayah tersebut. Dia menjadi advokat terkemuka untuk otonomi dan hak-hak masyarakat Uyghur selama periode perubahan geopolitik yang signifikan di Asia Tengah.
Pada tahun 1933, Sabit Damollam mengambil peran kepemimpinan sebagai salah satu pendiri utama Republik Islam Turkistan Timur, yang dideklarasikan di kota Kashgar. Ini merupakan langkah berani untuk mendirikan sebuah negara merdeka yang diatur oleh prinsip-prinsip Islam dan sistem administrasi modern, yang mencerminkan aspirasi banyak orang Uyghur untuk memiliki pemerintahan sendiri yang jauh dari kendali Tiongkok.
Di luar keterlibatan politiknya, Sabit Damollam juga seorang visioner dalam reformasi pendidikan dan sosial. Dia memperjuangkan modernisasi sistem pendidikan dengan mengadvokasi integrasi mata pelajaran sekuler di samping pelajaran agama tradisional. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan generasi muda Uyghur menghadapi tantangan dunia modern sambil melestarikan identitas agama dan budaya mereka.
Dalam usahanya mengejar kemajuan sosial, Sabit Damollam juga menangani norma-norma masyarakat konservatif yang dianggapnya sebagai penghalang pembangunan. Dia proaktif dalam mempromosikan reformasi yang akan mengarah pada masyarakat yang lebih progresif dan tercerahkan, yang siap untuk terlibat dengan komunitas global.
Namun, kegiatan dan kepemimpinannya yang progresif dalam gerakan kemerdekaan menyebabkan dia ditangkap dan kemudian dieksekusi pada tahun 1934 oleh rezim Sheng Shicai, sebuah akhir yang tragis dari sebuah kehidupan yang didedikasikan untuk otonomi dan pembangunan Uyghur.
Warisan Sabit Damollam tetap mendalam dan menginspirasi. Sebagai seorang pemimpin, pendidik, dan pembaharu, ia meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah Turkistan Timur. Visi dan pengorbanannya terus bergema di kalangan masyarakat Uighur dan para cendekiawan di seluruh dunia, melambangkan perjuangan abadi untuk identitas nasional dan penentuan nasib sendiri.
Ditulis oleh Abdulcelil Turan, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Dareen Khaled
Copyright Center for Uyghur Studies - All Rights Reserved